Apa itu irigasi alur?
Metode irigasi alur adalah salah satu jenis irigasi terkontrol tertua.
Alurnya sempit, saluran dangkal dengan jarak seragam yang menuruni lereng lapangan, sejajar dengan baris tanaman yang akan diairi.
Irigasi alur adalah praktek membuat saluran paralel sepanjang panjang lapangan ke arah kemiringan lapangan.
Untuk menerapkan air ke alur, pipa yang terjaga keamanannya, siphon dan parit kepala, atau sistem bankless digunakan.
Dosis kecil air diterapkan pada alur, memungkinkan air untuk menyusup ke lapangan secara terkendali saat mengalir di alur.
Lereng, kekasaran permukaan, kuantitas air yang diterapkan, bentuk alur, dan tanah laju infiltrasi adalah salah satu faktor yang menentukan kecepatan aliran air di lapangan.
Oleh karena itu, metode irigasi alur dapat dianggap sebagai sistem irigasi banjir permukaan parsial.
Biasanya ada 2 sampai 7 kaki jarak antara setiap alur, tergantung pada tanaman yang ditanam. Tanaman ditaburkan di punggung bukit di antara setiap alur.
Sebuah sistem irigasi alur biasanya digunakan dengan tanaman yang digarap bersih. Tanaman baris luas dan industri hortikultura sangat cocok untuk jenis irigasi ini.
Apakah air irigasi alur efisien?
Jika dikelola dengan baik, metode irigasi alur bisa sangat efisien, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, itu bisa sangat tidak efisien.
Idealnya, agar irigasi alur bekerja dengan baik, bidang harus memiliki kemiringan yang ringan.
Juga, debit aliran masuk tidak boleh terlalu cepat sehingga menghasilkan kerugian limpasan yang berlebihan, juga tidak terlalu lambat sehingga menyebabkan infiltrasi berlebihan di bagian atas lapangan.
Metode irigasi tradisional melibatkan alur yang diblokir dengan penyiraman yang dikontrol secara manual.
Namun, alur yang panjang dan rata dengan kontrol otomatis atau semi-otomatis mulai populer.
1 . Kesesuaian Tanaman
Untuk apa irigasi alur terbaik?
Umumnya, irigasi alur digunakan untuk mengairi tanaman baris dengan jarak yang luas seperti kentang, jagung, Sayuran, dan pohon.
2. Tanah dan Topografi
Irigasi alur paling cocok untuk tanah lempung.
Infiltrasi berlebihan dapat terjadi di bagian atas alur pada tanah berpasir.
Tanah liat mungkin membutuhkan genangan air ekstra untuk infiltrasi air yang efektif ke dalam tanah.
Irigasi alur perlu dilakukan pada lahan yang lebih curam dengan topografi agak landai 0,5–2%.
Metode irigasi alur tidak sesuai untuk topografi yang bergelombang atau zig-zag.
Metode ini umumnya tidak cocok untuk tanah dengan konsentrasi garam yang tinggi.
3. Jumlah Air
Aliran air yang dibuang di alur harus sebesar mungkin agar air dapat mengalir melalui lapangan dengan cepat. Namun, alirannya tidak boleh terlalu besar sehingga mulai menyebabkan erosi tanah.
4. Tenaga Kerja dan Kebutuhan Energi
Penggalian awal alur membutuhkan tenaga kerja. Setelah alur dibangun, metode irigasi ini membutuhkan tenaga kerja paling sedikit jika dibandingkan dengan metode irigasi permukaan lainnya.
Sistem otomatis mengurangi kebutuhan tenaga kerja seminimal mungkin.
5. Efisiensi
Efisiensi irigasi alur dapat mencapai 90% bila lereng baris dirancang dengan benar, panjang baris, mengatur waktu, dan ukuran aliran digunakan.
6. Aplikasi irigasi
Untuk sejumlah kecil air yang akan diterapkan per aplikasi, misalnya., di tanah berpasir atau dengan tanaman berakar dangkal, irigasi alur akan menjadi yang paling efektif
Jika pasirnya sangat kasar, Namun, yaitu., jika laju infiltrasi lebih dari 30 mm/jam, tidak ada metode irigasi permukaan yang dapat digunakan.
7. Tingkat Teknologi
Kecuali pendek, alur tingkat, irigasi alur membutuhkan penilaian lapangan yang akurat. Grading yang diajukan sering dilakukan dengan bantuan mesin.
Pemeliharaan seperti membajak dan membuat alur biasanya dilakukan oleh mesin.
Petani juga harus memiliki pemahaman tentang jumlah air yang dibutuhkan dan laju infiltrasi air untuk tanaman yang ia tanam.
Karenanya, tingkat keterampilan dan pengetahuan yang layak diperlukan untuk mempraktekkan irigasi alur.
8. Biaya dan Ekonomi
Bagian utama dari biaya irigasi alur adalah jumlah alur yang harus digali, volume tanah yang dipindahkan, biaya tenaga kerja, biaya instrumen dan biaya bahan bakar.
Setelah alur digali, biaya berkurang secara signifikan dan hanya terdiri dari biaya bahan bakar (jika menggunakan sistem otomatis) dan perawatan umum.
Jenis sistem alur | Fitur | Kesesuaian |
---|---|---|
Alur tanah datar | Kemiringan kurang dari 0,1 persen dan pada dasarnya lurus | Paling cocok untuk tanaman baris |
Jenis alur bergelombang | Lereng sedang hingga curam berbentuk U kecil atau berbentuk V alur yang berjarak dekat | Cocok untuk mengairi tanaman yang tumbuh dekat di daerah yang topografinya curam dan tidak rata. |
alur kontur | Mengikuti kontur di tanah curam dan sisi bukit | Cocok untuk mengairi lereng yang curam dan tidak rata. Berbahaya di daerah curah hujan tinggi |
Alur bentuk lain-lain | Penampang khusus seperti berbentuk V atau alas lebar | Diadaptasi untuk kemiringan tanah khusus dan masalah produksi tanaman. |
Alur pengaturan lain-lain | Berputar atau lurus | Digunakan di kebun untuk membasahi tanah. Juga digunakan untuk tanaman sayuran |
Sumber:Murti, 1998 |