Pertanian petani adalah istilah yang luas, mencakup berbagai praktik dan skala pertanian. Tanaman yang ditanam sangat bergantung pada:
* Lokasi: Iklim, jenis tanah, dan sumber daya air yang tersedia semuanya memainkan peran penting.
* Kondisi pasar: Petani petani sering fokus pada tanaman yang diminati secara lokal atau regional.
* Preferensi Budaya: Makanan tradisional dan tanaman pokok mempengaruhi apa yang ditanam.
* Kendala Ekonomi: Akses ke sumber daya seperti tanah, benih, pupuk, dan pilihan batas teknologi.
Tanaman yang biasa ditanam di pertanian petani:
* Butir pokok: Nasi, gandum, jagung, millet, gandum, sorgum
* Legum: Kacang, lentil, kacang polong, buncis
* Sayuran akar: Kentang, singkong, ubi jalar, ubi
* Buah dan sayuran: Tomat, bawang, paprika, bawang putih, kubis, mangga, pisang, buah jeruk
* Tanaman tunai: Kapas, kopi, teh, kakao, karet, tembakau, tebu
Contoh sistem pertanian petani dan tanaman mereka:
* Pertanian subsisten: Terutama berfokus pada penyediaan makanan untuk keluarga, dengan surplus terbatas untuk dijual. Tanaman umum termasuk staples seperti beras, jagung, millet, kacang -kacangan, dan sayuran akar.
* Pertanian Petani Kecil: Sering memproduksi makanan dan tanaman tunai, dengan surplus yang lebih besar untuk dijual. Tanaman umum termasuk staples seperti beras, gandum, jagung, kacang -kacangan, dan tanaman tunai seperti kapas, kopi, atau sayuran tergantung pada wilayahnya.
* Pergeseran Budidaya: Sebuah sistem tempat lahan dibersihkan dan ditanami selama beberapa tahun, kemudian dibiarkan berulang untuk beregenerasi. Sering digunakan di daerah tropis dan mungkin melibatkan menanam beragam tanaman, termasuk singkong, jagung, kacang -kacangan, dan tanaman pangan lainnya.
Penting untuk diingat bahwa pertanian petani beragam dan bervariasi secara signifikan di seluruh dunia. Tanaman yang disebutkan hanyalah beberapa contoh. Untuk memahami spesifik pertanian petani di wilayah tertentu, penting untuk mempertimbangkan konteks lokal.