Larutan tembaga sulfat yang digunakan untuk memperbaiki dan mencegah defisiensi tembaga pada berbagai tanaman pertanian dan hortikultura. Larutan tembaga sulfat dapat diterapkan pada tanah atau sebagai aplikasi daun untuk pertanian luas dan produksi hortikultura di mana defisiensi tembaga dapat terjadi.
Analisis (w/v):
Analisis (w/v):
- Tembaga (Cu) - 67 g/l (sebagai sulfat)
- Sulfat (S) - 34 g/l (sebagai sulfat)
- pH - 5,3
- Berat jenis (SG) - 1,24
- Warna – cairan berair biru jernih
Petunjuk penggunaan:
Semprotan daun adalah cara paling efektif untuk menerapkan larutan tembaga sulfat. Jika diterapkan langsung ke tanah, tembaga dapat menjadi tidak tersedia di tanah pH rendah yang asam. Ini juga akan larut dari tanah berpasir asam yang rendah bahan organik.
Oleskan larutan tembaga sulfat ke tanaman yang tumbuh aktif, anakan pertengahan hingga akhir. Terapkan kembali sesuai kebutuhan.
Tembaga dapat diterapkan dengan semprotan boom dan udara pada tanaman yang luas. Untuk hasil terbaik di ladang, gunakan 80-100 liter air per hektar. Jika menggunakan peralatan semprot bervolume rendah, hindari aplikasi saat suhu melebihi 30 C. Penyerapan ditingkatkan dengan penyemprotan di pagi dan sore hari yang sejuk.
Selalu gunakan air berkualitas baik yang rendah garam untuk penyemprotan daun.
Kekurangan Tembaga:
Defisiensi tembaga terjadi terutama pada tanah dengan pH rendah, tanah berpasir yang rendah bahan organik, tanah batu besi laterit dan di tanah organik (gambut). Penyerapan tembaga menurun dengan meningkatnya pH tanah dan dipengaruhi oleh tingginya tingkat besi yang tersedia (Fe). Tanaman sereal, kentang, dan tanaman buah-buahan yang ditanam di tanah berpasir yang asam sangat sensitif terhadap defisiensi tembaga. Gejala umumnya sulit dilihat dan disebut sebagai “lapar tersembunyi”.
Gejala Kekurangan:
- Memutar daun bendera dalam sereal
- Menguningnya pertumbuhan baru pada defisiensi parah
- Penampilan tambal sulam dari tanaman
- Set benih yang buruk