Praktik rotasi tanaman memiliki sejarah panjang dan tidak ditemukan oleh satu orang. Namun, kita dapat menunjukkan beberapa tokoh kunci dan peradaban yang secara signifikan berkontribusi pada pengembangan dan pemahamannya:
* Peradaban kuno: Rotasi tanaman dipraktikkan oleh berbagai peradaban kuno, termasuk orang -orang Romawi, Mesir, dan Cina. Mereka memahami manfaat tanaman bergantian untuk mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah hama.
* Eropa abad pertengahan: Selama periode abad pertengahan, sistem rotasi tanaman menjadi lebih formal dan meluas, terutama "sistem tiga bidang" yang melibatkan berputar di antara biji-bijian musim dingin, biji-bijian musim semi, dan ladang bera. Sistem ini berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
* abad ke -18: Para ilmuwan seperti Jethro Tull di Inggris memberikan kontribusi yang signifikan untuk memahami prinsip -prinsip rotasi tanaman. Pekerjaan Tull menekankan pentingnya persiapan tanah dan pengelolaan nutrisi, yang semakin menyempurnakan praktik tersebut.
Oleh karena itu, lebih akurat untuk mengatakan bahwa rotasi tanaman berkembang selama berabad -abad, berkat upaya kolektif petani, ilmuwan, dan berbagai peradaban.