Akuakultur adalah praktik memelihara ikan dan makanan laut baik di laut, di air tawar atau di darat. Ada banyak istilah berbeda yang digunakan untuk menggambarkan akuakultur, tergantung pada apa yang sebenarnya diangkat:
- Budaya Laut adalah praktik menanam kerang seperti kerang, remis, dan tiram di air asin.
- Piscikultur adalah praktik memelihara ikan baik di kandang terbuka atau keramba tertutup di lautan, atau di tangki resirkulasi darat.
- Budaya alga adalah praktik menanam berbagai jenis rumput laut, yang menjadi makanan kesehatan yang populer.
- Akuaponik adalah praktik memelihara ikan dan tanaman dalam sistem sirkulasi yang saling menguntungkan. Sistem ini mendaur ulang air yang kaya nutrisi dari ikan untuk menumbuhkan tanaman, seperti microgreens.
- Akuakultur multi-trofik terintegrasi (IMTA) adalah metode budidaya makanan laut yang meniru ekosistem alami dengan menggabungkan beberapa spesies dari berbagai tingkat rantai makanan. Misalnya, salah satu bentuk IMTA adalah menanam ikan, bivalvia (kerang atau tiram) dan rumput laut secara berdekatan untuk kepentingan masing-masing tanaman dan lingkungan.
Evolusi Budidaya Perairan
Ada catatan dan naskah kuno yang menunjukkan bahwa praktik tersebut ada sekitar 4.000 tahun yang lalu di Cina dan Mesir. Saat itu, budidaya tambak adalah salah satu metode paling umum yang digunakan untuk membudidayakan ikan—biasanya campuran spesies omnivora berbeda yang akan memakan alga, tanaman air, dan serangga.
Akuakultur tidak dipraktikkan di AS sampai akhir 1800-an, setelah pengetahuan tentang praktik akuakultur Tiongkok menyebar ke negara-negara Eropa dan petani Amerika Utara. Dan meskipun begitu, banyak ikan yang dipelihara selama ini digunakan untuk tujuan rekreasi, seperti olahraga memancing, bukan untuk makanan.
Budidaya komersial dimulai pada 1950-an di wilayah Delta Mississippi, di mana ikan lele dibesarkan di saluran. Industri ini berkembang dengan memasukkan spesies seperti ikan trout dan salmon, terutama dengan tempat pembenihan yang memproduksi stok ikan untuk upaya restorasi di sungai dan danau.
Nilai produk akuakultur di AS telah tumbuh secara eksponensial sejak tahun 1970-an, meningkat menjadi sekitar $1,5 miliar pada tahun 2018. Dan industri ini terus berkembang sejak saat itu, mencakup spesies seperti Tilapia, bass bergaris hibrida, sturgeon, walleye, dan bertengger kuning , antara lain ikan dan kerang.
Saat ini, akuakultur terus menjadi cara yang aman dan bertanggung jawab untuk memberi makan populasi dunia yang terus bertambah.
Masa Depan Budidaya Perairan
Sistem air tawar meningkatkan nilai produksi berkat perannya dalam mengurangi tekanan dari stok ikan liar dan mengurangi dampak lingkungan langsung, jika dikelola dengan benar. Di situlah organisasi sertifikasi dan manajemen berperan; mereka membantu menetapkan standar dan meminta pertanggungjawaban tambak ikan terhadap praktik etis dan berkelanjutan.
Peternakan Regal Springs Tilapia di Meksiko, Honduras dan Indonesia, misalnya, telah mendapatkan sertifikasi Best Aquaculture Practice (BAP). Program BAP memastikan peternakan makanan laut menangani empat bidang keberlanjutan—lingkungan, sosial, keamanan pangan, serta kesehatan dan kesejahteraan hewan—di setiap langkah rantai produksi. Tidak semua makanan laut berasal dari peternakan yang memiliki sertifikasi ini, jadi penting untuk mengingat hal ini saat berbelanja di toko atau pasar lokal Anda.
Sementara budidaya air tawar memiliki beberapa dampak negatif, ini adalah cara yang bagus untuk mengontrol produksi dan sumber pasokan makanan laut dunia. Konsumsi ikan dan makanan laut global diproyeksikan meningkat sebesar 14% selama dekade berikutnya. Dengan stok ikan laut yang menderita akibat penangkapan yang berlebihan dan pengelolaan yang buruk, akuakultur semakin populer sebagai pilihan yang berkelanjutan dan bermanfaat secara sosial untuk produksi pangan.
Pelajari lebih lanjut tentang praktik akuakultur dan Tilapia yang dibudidayakan secara etis.